GOLD CHART

GOLD CHART

HARGA DINAR



Tuesday, April 26, 2011

Berapa Banyak Dinar yang Perlu Kita Miliki ?

assalamuallaikum wr wb
berikut adalah artikel yg pernah dimuat di salmadinar.blogspot
semoga bermanfaat!!!


Jika Anda tanyakan kalimat tanya diatas ke penasihat investasi yang berpengetahuan ‘modern’, Anda akan mendapat jawaban “jangan lebih dari 5% dari seluruh kekayaan Anda”. Dan, jangankan mendapat jawaban yang cukup memuaskan, bisa jadi Anda akan ditanyak balik “Apa itu Dinar ?”. Yang mereka tahu kebanyakan hanya emas batangan dan ‘gelap’ tentang Dinar. Padahal keduanya berbahan intrinsik sama yaitu emas.

Di buku “Buy Gold Now” karangan Shayne McGuire*, pada segmen dengan judul “How Much Gold Should I Own?”, pandangan “5% dari kekayaan” untuk penyimpanan dalam bentuk emas, sebaliknya malah ia sebut sebagai pandangan tradisional.
Penasehat keuangan akan memandang skeptis investasi emas, karena mereka anggap tidak ada ‘model yang terbukti dan teruji’ yang bisa memprediksi seberapa besar kenaikan (atau penurunan) harga emas. Oleh sebab itu simpanan emas dipinggirkan, dan digantikan dengan anjuran simpanan atau investasi bentuk lain. Emas dianggap “so unpredictable, so erratic”. Wow !

Padahal kita tahu, pendapat itu lemah dan mengabaikan fakta :
- Nilai emas terus naik (artinya mata uang kertas terus melemah) secara konsisten sebesar rata-rata 27% per tahun. Bahkan jika barat jujur mencatat, nilai emas pernah meroket naik sebesar 2.300% dalam 9 tahun semenjak Smithsonian Agreement dikeluarkan tahun 1971 yang menandai ‘Floating Exchange Rate’ dimana mata uang yang dicetak tak lagi harus dibackup / dikaitkan dengan emas.
Demikian yang terjadi terhadap emas, berarti terjadi juga terhadap Dinar, karena bahan Dinar adalah emas.

- Seandainya model prediksi yang mereka punyai benar dan berhasil untuk nilai saham misalnya, itupun tak berarti apa-apa. Karena pada kenyataannya harga saham bisa anjlok 20% dalam sehari – bukan setahun. Dan emas tak pernah sekalipun mengalami kejadian seperti itu.

Kembali ke persoalan berapa banyak sebaiknya cadangan emas / dinar yang baik untuk ketahanan ekonomi rumah tangga kita ? Saran yang lebih realistis adalah 8 hingga 15%. Namun khusus Dinar, agar pas, ada 2 landasan pikir kita, yaitu :

- Kaidah >6<, yaitu menghindari menyimpan dalam Dinar jika dana akan digunakan untuk berbagai keperluan dalam rentang waktu dibawah 6 bulan, misalkan berbagai keperluan rumah tangga, membayar hutang, dan lainnya. 6 bulan adalah batasnya. Dinar dan emas secara umum, pada dasarnya akan makin baik jika digunakan untuk merencanakan berbagai keperluan jangka panjang, seperti pendidikan anak, dana pensiun, menabung untuk ONH maupun umroh dari jauh hari, ataupun melunasi hutang jangka panjang.
- Dalam jangka sangat panjang, karena kita meyakini bahwa sesungguhnya Dinar bukan hanya sebagai alat simpan kekayaan, melainkan juga kita siapkan sebagai alat tukar, menyimpannya semampu kita adalah baik dan merupakan bagian dari mempersiapkan diri menyambut praktek ekonomi Islam yang lengkap dan menyeluruh.

Jadi tak perlu habis-habisan menyimpan harta dalam Dinar secepat-cepatnya tanpa memperhatikan alokasi dana yang kita punya. Perhatikan kaidah >6< diatas. Tempatkan ke Dinar dana yang memang benar-benar tak terpakai dalam 6 bulan kedepan. Dinar juga bukan alat untuk mendapatkan ‘gain’ dengan ‘fast trading’ yang sifatnya spekulasi. Jika ini motif Anda, segera tinggalkan Dinar karena besar kemungkinan Anda akan rugi.

Selain itu, sebaiknya mulailah membangun ketahanan ekonomi jangka panjang rumah tangga kita. Rencanakan dan alokasikan secara disiplin simpanan Dinar emas untuk berbagai keperluan seperti pendidikan diri kita maupun anak-anak kita, ataupun dana pensiun ketika memasuki masa purna tugas bagi yang bekerja sebagai karyawan.

Allahua’lam.
*) Shayne adalah peneliti dan praktisi sekaligus pemilik sebuah lembaga keuangan pengelolaan dana pensiun karyawan di US dengan asset hingga USD 115 Milyar. Saat ini ia bekerja untuk sebuah perusahaan pencetakan koin emas ternama di US.

Wednesday, April 20, 2011

Bukti Stabilitas Dinar & Dirham

Assalamuallaikum Wr Wb

satu lagi posting mengenai dinar, artikel asli saya ambilkan dari :http://endyjkurniawan.com/2009/01/31/bukti-stabilitas-dinar-dirham

pada saat artikel ini dipostingkan , kurs 1 dinar sekitar Rp 1.400,000, 1 Dirham sekitar Rp 30,000

semoga ber manfaat !!

Beberapa bukti sejarah yang sangat bisa diandalkan karena diungkapkan dalam al-Qur’an dan Hadits dapat kita pakai untuk menguatkan teori bahwa harga emas (Dinar) dan perak (Dirham) yang relatif tetap, sedangkan mata uang lain yang tidak memiliki nilai intrinsik terus mengalami penurunan.

(Al-Kahf 019)
Dan demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya di antara mereka sendiri. Berkatalah salah seorang di antara mereka: “Sudah berapa lamakah kamu berada (di sini?)”. Mereka menjawab: “Kita berada (di sini) sehari atau setengah hari”. Berkata (yang lain lagi): “Tuhan kamu lebih mengetahui berapa lamanya kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kamu pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, maka hendaklah dia membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah dia berlaku lemah lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seseorang pun.

Di surat Al Kahfie ayat 19 tersebut diatas diungkapkan bahwa mereka meminta salah satu rekannya untuk membeli makanan di kota dengan uang peraknya. Tidak dijelaskan jumlahnya, tetapi yang jelas uang perak. Kalau kita asumsikan para pemuda tersebut membawa 2-3 keping uang perak saja, maka ini konversinya ke nilai rupiah akan berkisar Rp 60,000 – Rp 90,000. Dengan uang perak yang sama sekarang (1 Dirham sekarang sekitar Rp 30,000 – apabila tidak dikenakan biaya pencetakan yang berlebihan) kita dapat membeli makanan untuk beberapa orang. Jadi setelah lebih kurang 18 abad, daya beli uang perak relatif sama. Coba bandingkan dengan Rupiah, tahun 90-an akhir sebagai anak kos saya bisa makan satu bulan dengan uang Rp 300,000,-. Apakah sekarang ada anak kos yang bisa makan satu bulan dengan uang hanya Rp 300,000 ? jawabannya tentu tidak. Jadi hanya dalam tempo kurang dari 10 tahun saja uang kertas kita sudah amat sangat jauh perbedaan nilai atau kemampuan daya belinya.

Mengenai daya beli uang emas Dinar dapat kita lihat dari Hadits berikut :

”Ali bin Abdullah menceritakan kepada kami, Sufyan menceritakan kepada kami, Syahib bin Gharqadah menceritakan kepada kami, ia berkata : saya mendengar penduduk bercerita tentang ’Urwah, bahwa Nabi S.A.W memberikan uang satu Dinar kepadanya agar dibelikan seekor kambing untuk beliau; lalu dengan uang tersebut ia membeli dua ekor kambing, kemudian ia jual satu ekor dengan harga satu Dinar. Ia pulang membawa satu Dinar dan satu ekor kambing. Nabi S.A.W. mendoakannya dengan keberkatan dalam jual belinya. Seandainya ‘Urwah membeli tanahpun, ia pasti beruntung” (H.R.Bukhari)

Dari hadits tersebut kita bisa tahu bahwa harga pasaran kambing yang wajar di zaman Rasulullah, S.A.W adalah satu Dinar. Kesimpulan ini diambil dari fakta bahwa Rasulullah S.A.W. adalah orang yang sangat adil, tentu beliau tidak akan menyuruh ‘Urwah membeli kambing dengan uang yang kurang atau berlebihan. Fakta kedua adalah ketika ‘Urwah menjual salah satu kambing yang dibelinya, ia pun menjual dengan harga satu Dinar. Memang sebelumnya ‘Urwah berhasil membeli dua kambing dengan harga satu Dinar, ini karena kepandaian beliau berdagang sehingga ia dalam hadits tersebut didoakan secara khusus oleh Rasulullah, S.A.W. Diriwayat lain ada yang mengungkapkan harga kambing sampai 2 Dinar, hal ini mungkin-mungkin saja karena di pasar kambing manapun selalu ada kambing yang kecil, sedang dan besar. Nah kalau kita anggap harga kambing yang sedang adalah satu Dinar, yang kecil setengah Dinar dan yang besar dua Dinar pada zaman Rasulullah S.A.W maka sekarangpun dengan 1/2 sampai 2 Dinar (1 dinar sekarang sekitar Rp 1.400,000) kita bisa membeli kambing dimanapun di seluruh dunia – artinya setelah lebih dari 14 abad daya beli Dinar tetap. Coba bandingkan dengan daya beli uang kertas yang ada di dunia ini yang cenderung menurun kemampuannya.
Dari fakta ini diharapkan anda memiliki pemahaman bahwa sebenarnya harga dinar dari dahulu sampai sekarang adalah tetap namun daya beli uang pembandingnyalah yang mengalami penurunan kemampuan daya beli.
-Selamatkan jerih payah anda untuk masa depan yang lebih baik-
semoga manfaat
Wass

Investasi Dinar, Lantakan atau Perhiasan ?

assalamuallaikum
untuk lebih kenal lagi dengan Dinar, berikut saya postingkan artikel dari http://endyjkurniawan.com
semoga bermanfaat...!!
salam Dinar

Investasi Dinar, Lantakan atau Perhiasan ?

Ketiga-tiganya tentu memiliki kesamaan karena bahannya memang sama. Kesamaan tersebut terletak pada keunggulan investasi tiga bentuk emas ini yaitu semuanya memiliki nilai nyata (tangible), senilai benda fisiknya (intrinsik) dan nilai yang melekat/bawaan pada benda itu (innate). Ketiga keunggulan nilai ini tidak dimiliki oleh investasi bentuk lain seperti saham, surat berharga dan uang kertas.

Default value (nilai asal) dari investasi emas tinggi – kalau tidak ada campur tangan berbagai pihak dengan kepentingannya sendiri-sendiri otomatis nilai emas akan kembali ke nilai yang sesungguhnya – yang memang tinggi.

Sebaliknya default value (nilai) uang kertas, saham, surat berharga mendekati nol , karena kalau ada kegagalan dari pihak yang mengeluarkannya untuk menunaikan kewajibannya –uang kertas, saham dan surat berharga menjadi hanya senilai kayu bakar.

Nah sekarang sama-sama investasi emas, mana yang kita pilih ? Koin Emas, Emas Lantakan atau Perhiasan ? Disini saya berikan perbandingannya saja yang semoga objektif sehingga pembaca bisa memilih sendiri – Agar keputusan Anda tidak terpengaruh oleh pendapat saya – karena kalau pendapat saya tentu ke Dinar karena inilah yang saya masyarakatkan.

DINAR
Kelebihan Dinar :
1. Memiliki sifat unit account ; mudah dijumlahkan dan dibagi. Kalau kita punya 100 Dinar – hari ini mau kita pakai 5 Dinar maka tinggal dilepas yang 5 Dinar dan di simpan yang 95 Dinar.
2. Sangat liquid untuk diperjual belikan karena kemudahan dibagi dan dijumlahkan di atas.
3. Memiliki nilai da’wah tinggi karena sosialisasi Dinar akan mendorong sosialisasi syariat Islam itu sendiri. Nishab Zakat misalnya ditentukan dengan Dinar atau Dirham – umat akan sulit menghitung zakat dengan benar apabila tidak mengetahui Dinar dan Dirham ini.
4. Nilai jual kembali tinggi, mengikuti perkembangan harga emas internasional; hanya dengan dikurangkan biaya administrasi dan penjualan sekitar 4% dari harga pasar. Jadi kalau sepanjang tahun lalu Dinar mengalami kenaikan 31 %, maka setelah dipotong biaya 4 % tersebut hasil investasi kita masih sekitar 27%.
5. Mudah diperjual belikan sesama pengguna karena tidak ada kendala model dan ukuran.

Kelemahan Dinar :
1. Di Indonesia masih dianggap perhiasan, penjual terkena PPN 10% (Sesuai KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 83/KMK.03/2002 bisa diperhitungkan secara netto antara pajak keluaran dan pajak masukan toko emas maka yang harus dibayar ‘toko emas’ penjual Dinar adalah 2%).
2. Ongkos cetak masih relatif tinggi yaitu berkisar antara 3% – 5 % dari nilai barang tergantung dari jumlah pesanan.


EMAS LANTAKAN
Kelebihan Emas Lantakan :
1. Tidak terkena PPN
2. Apabila yang kita beli dalam unit 1 kiloan – tidak terkena biaya cetak.
3. Nilai jual kembali tinggi.

Kelemahan Emas Lantakan :
1. Tidak fleksibel; kalau kita simpan emas 1 kg, kemudian kita butuhkan 10 gram untuk keperluan tunai – tidak mudah untuk dipotong. Artinya harus dijual dahulu yang 1 kg, digunakan sebagian tunai – sebagian dibelikan lagi dalam unit yang lebih kecil – maka akan ada kehilangan biaya penjualan/adiminstrasi yang beberapa kali.
2. Kalau yang kita simpan unit kecil seperti unit 1 gram, 5 gram, 10 gram – maka biaya cetaknya akan cukup tinggi.
3. Tidak mudah diperjual belikan sesama pengguna karena adanya kendala ukuran. Pengguna yang butuh 100 gram, dia tidak akan tertarik membeli dari pengguna lain yang mempunyai kumpulan 10 gram-an. Pengguna yang akan menjual 100 gram tidak bisa menjual ke dua orang yang masing-masing butuh 50 gram dst.

EMAS PERHIASAN
Kelebihan Emas Perhiasan :
1. Selain untuk investasi, dapat digunakan untuk keperluan lain – dipakai sebagai perhiasan.

Kelemahan Perhaiasn :
1. Biaya produksi tinggi (sekitar 10% dari harga emasnya itu sendiri)
2. Terkena PPN
3. Tidak mudah diperjual belikan sesama pengguna karena kendala model dan ukuran.

Dari perbandingan-perbandingan tersebut, kita bisa memilih sendiri bentuk investasi emas yang mana yang paling tepat untuk kita.
Semoga Manfaat
Wallahu A’lam.


Tuesday, April 19, 2011

SELESAIKAN HUTANG JANGKA PANJANG ANDA DENGAN DINAR

Assalamuallaikum wr wb
salam semangat dinar
berikut saya postingkan kembali artikel dari salmadinar.blogspot...
(pada saat posting artikel ini nilai dinar = 1,5jt)
semoga bermanfaat!!!

Written by Endy Junaedy Kurniawan

Karena orientasi simpanan Dinar dan emas pada umumnya jangka panjang, maka jelas ia bisa menjadi solusi keuangan yang sifatnya jangka panjang pula. Misalnya hutang jangka panjang, apalagi diatas 5 tahun. Atau simpanan dana pensiun. Atau haji. Makin panjang durasinya, makin jelas manfaatnya.

Beberapa tulisan ke depan, saya insha Allah akan share solusi-solusi Dinar yang praktikal.
Bahwa Dinar memang kita persiapkan untuk kembali membawa solusi sebagai alat tukar, intrinsiknya yang berupa emas dengan tabiatnya yang terus tumbuh jika dinilai dengan uang kertas itu, bisa kita ambil manfaatnya untuk menyelesaikan persoalan-persoalan keuangan keluarga.

Dalam pembahasan tentang hutang jangka panjang, kita ketahui yang dapat dikategorikan hutang jangka panjang adalah misalnya KPR (Kredit Pemilikan Rumah) atau Kredit Usaha dan beberapa Kredit Multi Guna. Kredit seperti ini biasanya rendah bunga / bagi hasilnya, atau ringan cicilannya.

Namun sebagaimana hutang lainnya, meski cicilannya bisa jadi tak terlalu menyiksa, kita perlu segera melunasinya jika memungkinkan. Selain ancaman di kubur dan akhirat bagi orang yang berhutang (tanpa keturunan kita bisa melunasinya), kita juga ingin membebaskan pikiran dari berbagai beban hutang agar menjalani kehidupan dengan lebih tenang.

Selain itu, gaya hidup berhutang harus kita tinggalkan. Jika melihat sejarah, iming-iming kemudahan berhutang (padahal dengan kerepotan di belakang hari) sudah ditawarkan para bankir Yahudi pada jaman Dinasti Abassiyah kepada para pejabat negara. Sebaiknya kita tak lestarikan lagi kebiasaan ini.

Sekarang, mengapa tak coba biarkan Dinar yang ‘bekerja’ melunasi hutang jangka panjang Anda ?

Mari ambil ilustrasi.
Kita memiliki hutang sebesar Rp 50.000.000 dengan cicilan Rp 700.000 per bulan (Rp 8,4 jt per tahun), jatuh tempo 10 tahun. Dalam kasus ini kita bisa dengan ringan menunaikan cicilan selama 2 tahun. Ketika masuk tahun ketiga, Allah karuniakan rizki lebih sehingga kita bisa memiliki spare penghasilan sebesar Rp 500 ribu ekstra untuk membayar hutang. Apa yang sebaiknya dilakukan dengan Rp 500 ribu ini? Memutuskan untuk memperbesar cicilan menjadi Rp 1 juta? Sebaiknya tidak.

Kita akan coba alihkan kelebihan itu dalam bentuk Dinar. Selain untuk menutup hutang, kita akan lihat bahwa Dinar itu juga akan menjadi investasi yang bermanfaat untuk simpanan dan mengembangkan asset.

Selama 3 bulan, Rp 500 ribu itu akan bisa dikonversikan ke dalam Dinar (asumsi Dinar saat ini sekitar Rp 1,5 juta), sehingga dalam setahun kita akan dapatkan 4 keping Dinar.
Pada tahun berikutnya, harga Dinar naik hingga mungkin dengan dana yang sama kita hanya bisa dapatkan 3 keping Dinar. Demikian juga pada tahun berikutnya.

Total pada tahun ke tiga menabung dalam bentuk Dinar, kita telah memiliki 10 keping (4 di tahun pertama, 3 di tahun kedua, 3 di tahun ke tiga). Pada 3 tahun mendatang, 10 keping itu telah senilai lebih dari Rp 20 juta. Sementara saat ini, 10 keping itu hanya senilai 15 juta.

Selama 3 tahun itu pula (atau pada tahun ke-5 hutang berjalan), kita tetap melakukan cicilan bulanan senilai Rp 700.000, sehingga pada saat kita memiliki Dinar senilai Rp 20 juta, pokok hutang kita tinggal Rp 29 juta.

Dengan 10 keping Dinar di tangan (yang didapat pada tahun ke-5) dan melihat pertumbuhan nilai historis sebesar 25% per tahun, maka pada tahun ke-7 (3 tahun sebelum jatuh tempo) Dinar kita telah insha Allah mampu mencukupi untuk membayar sisa pokok hutang.

Antara tahun ke 5 s.d ke 7 itu, kita tetap menambah jumlah Dinar untuk keperluan investasi, bukan untuk membayar hutang.

Sehingga tepat ketika hutang jangka panjang kita lunas lebih cepat dari seharusnya (3 th sebelum jatuh tempo), di saat yang sama kita juga memiliki simpanan Dinar emas sebagai investasi. Atau jika ingin lunasi lebih cepat, bisa jadi pada tahun ke enam kita alokasikan seluruh simpanan Dinar emas untuk melunasi hutang. Sehingga pada tahun berikutnya Anda bisa benar-benar leluasa untuk berinvestasi, karena terbebas dari hutang.

Wallahua’lam